Thursday, November 19, 2015

K - Map



Penyederhanaan Fungsi Boolean Dengan Karnaugh Map

Setelah cukup memahami teorema aljabar Boolean, penyederhanaan fungsi Boolean dengan aljabar, dan model-model Karnaugh Map beserta pemetaannya, kini saatnya mencoba menyelesaikan fungsi logika Boolean dengan Peta Karnaugh (Karnaugh Map/ K-Map). Jika suatu fungsi logika memiliki tiga atau empat variabel, maka penyelesaian dengan K-Map ini akan lebih mudah dibanding dengan penyederhanaan cara Aljabar.

Dari beberapa model K-Map yang telah dibahas sebelumnya, penyederhanaan fungsi logika pada posting ini hanya akan menggunakan model-1 karena metode penyederhanaan dengan model-model K-Map lain pun hasilnya akan tetap sama.

PENYEDERHANAAN DUA VARIABEL
Contoh 1.
F = AB + A'B + AB'

Penyelesaian:

1.      Gambarkan K-Map Model-1 untuk dua variabel
2.      Ganti kotak-kotak yang sesuai untuk AB, A'B, dan AB, dengan angka satu (1) dan sisanya dengan angka nol (0)


  
3.      Gabungkan semua angka satu (1) sesederhana mungkin. Untuk mempermudah dapat menggunakan pemetaan K-Map dua variabel.


4.      Hasil penyederhanaan dari F = AB + A'B + AB' adalah F = A + B


Perbandingan dengan cara Aljabar:

F = AB + A'B + AB'
   = A (B+B') + A'B
= A (1) + A'B
= A + A'B
= A + B (Teorema T9)

Perbandingan dengan software Karnaugh Map Explorer 1.0
 
Contoh 2.

F = AB' + A'B'

Penyelesaian:

1.      Gambarkan K-Map Model-1 untuk dua variabel
2.      Ganti kotak-kotak yang sesuai untuk AB' dan A'B' dengan angka satu (1) dan sisanya dengan angka nol (0)
 
3.     Karnaugh Map Gabungkan semua angka satu (1) sesederhana mungkin. Untuk mempermudah dapat menggunakan pemetaan K-Map dua variabel.






4.      K-Map 2 Variabel Hasil penyederhanaan adalah F = B'


Perbandingan dengan cara Aljabar:

F = AB' + A'B'
= (A+A') B'
 = (1) B'
= B'

Perbandingan dengan software Karnaugh Map Explorer 1.0

PENYEDERHANAAN TIGA VARIABEL
Contoh 1.

F = ABC' + AB'C' + AB'C + ABC

Penyelesaian:
1.      Gambarkan K-Map Model-1 untuk 3 variabel kemudian tandai dengan angka satu (1) setiap kotak yang mewakili ABC', AB'C', AB'C, dan ABC, sisanya diisi dengan angka nol (0).
 
2.      K-Map 3 Variabel Gambarkan pemetaan K-Map untuk 3 variabel yang paling mendekati dan paling sederhana. Pada kasus ini area A pada K-Map dapat mewakili semua variabel dalam soal.
  
3.      Karnaugh Map 3 Variabel Hasil penyederhanaan dari F = ABC' + AB'C' + AB'C + ABC adalah F = A

Perbandingan dengan Aljabar:

F = ABC' + AB'C' + AB'C + ABC
= AB (C'+C) + AB' (C'+C)
= AB (1) + AB' (1)
= AB + AB'
= A (B+B')
= A (1)
= A

Perbandingan dengan software Karnaugh Map Explorer 1.0 

 
Contoh 2.

F = A'B'C + A'BC + AB'C + ABC + ABC'

Penyelsesaian
1.      Gambarkan K-Map Model-1 untuk 3 variabel kemudian tandai dengan angka satu (1) setiap kotak yang mewakili A'B'C, A'BC, AB'C, dan ABC, dan ABC', sisanya diisi dengan angka nol (0).

 
2.      VariabelGambarkan pemetaan K-Map untuk 3 variabel yang paling mendekati dan paling sederhana. Pada kasus ini area AB dan area C pada K-Map dapat mewakili semua variabel dalam soal.
 
3.      Penyederhanaan dari F = A'B'C + A'BC + AB'C + ABC + ABC' adalah F = AB + C

Perbandingan dengan Aljabar:

F = A'B'C + A'BC + AB'C + ABC + ABC'
= (A'+A)B'C + (A'+A)BC + ABC'
= (1) B'C + (1) BC + ABC'
= B'C + BC + ABC'
= (B'+B)C + ABC'
= (1) C + ABC'
= C + ABC'
= C + AB (Teorema T9)
= AB + C

Perbandingan dengan software Karnaugh Map Explorer 1.0

 
PENYEDERHANAAN EMPAT VARIABEL

F = A'BC'D + ABC'D + A'BCD + ABCD

Penyelsesaian
1.      Gambarkan K-Map Model-1 untuk 4 variabel kemudian tandai dengan angka satu (1) setiap kotak yang mewakili A'BC'D, ABC'D, A'BCD, ABCD, sisanya diisi dengan angka nol (0).



 
2.      Gambarkan pemetaan K-Map untuk 4 variabel yang paling mendekati dan paling sederhana. Pada kasus ini area B dab D pada K-Map dapat mewakili semua variabel dalam soal. 
 
3.      Karnaugh Map 4 variabel Hasil penyederhanaan dari F = A'BC'D + ABC'D + A'BCD + ABCD adalah F = BD

Perbandingan dengan Aljabar:

F = A'BC'D + ABC'D + A'BCD + ABCD
= (A'+A) BC'D + (A'+A) BCD
= (1) BC'D + (1) BCD
= BC'D + BCD
= BD (C'+C)
= BD (1)
= BD

Perbandingan dengan software Karnaugh Map Explorer 1.0 Software K-Map


Tuesday, June 23, 2015

Tradisi Upacara Adat Suku Sumbawa NTT



TRADISI DAN UPACARA ADAT
SUKU SUMBAWA (NTT)

BAB I
PENDAHULUAN
                                                                             
1.1. Latar Belakang
Indonesia merupakan salah satu negara kepulauan yang kaya akan budaya dan daerah pariwisata yang tersebar dari sabang hingga merauke. Keragaman budaya yang dimiliki menjadikan Indonesia salah satu pusat tujuan wisata masyarakat dunia. Hal tersebut didukung oleh suasana dan kondisi alam serta masyarakat penghuninya yang memilki budaya dengan karakteristik yang unik dan beraneka ragam antara pulau yang satu dengan yang lainnya.
Selain keindahan alam, Nusa Tenggara Barat kaya akan kultur atau budaya masyarakat yang mendiaminya yang masih begitu kental dengan adat istiadat yang dianut sejak zaman nenek moyang terdahulu.
Sama halnya dengan daerah-daerah lain di Nusa Tenggara Barat, daerah Sumbawa juga memiliki kebudayaan yang menjadi ciri khas masyarakat Sumbawa. Masyarakat Sumbawa biasa di sebut dengan “Tau Samawa”. Para tau Samawa pada zaman dahulu memiliki berbagai macam kebudayaan dan kesenian.
1.2. Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai salah satu syarat dalam pelaksanaan tugas mata kuliah ilmu budaya dasar khususnya tentang pembahasan keragaman budaya Nusa Tenggara Barat. Melalui makalah ini, penulis mencoba untuk memberikan pengetahuan mengenai kebudayaan NTB dan juga sebagai generasi penerus bangsa senantiasa diharapkan untuk melestarikan budaya kita ini agar tidak punah dan tidak diambil oleh negara lain.

BAB II
SEJARAH / ASAL USUL
Gambar 1 Suku Sumbawa
2.1. Sejarah
Penduduk asli Sumbawa berpindah dari Semenanjung Sanggar ketempat pemukimannya yang baru yaitu Sumbawa. Penduduk Sumbawa yang bermukim lebih awal dan selanjutnya menjadi penduduk asli kemudian berpindah ke wilayah pedalaman dataran tinggi pegunungan Ropang, Lunyuk dan bagian selatan Batu Lanteh untuk mencari hunian baru. saat itu Tau Samawa masih menganut aliran animisme yang cenderung beranggapan bahwa wilayah pegunungan memiliki kekuatan yang dapat melindungi mereka.
Sumbawa atau Semawa mendiami Kabupaten Sumbawa di Pulau Sumbawa, Provinsi Nusa Tenggara Barat. Jumlah populasinya sekitar 190.000 jiwa. Mereka menggunakan bahasa Semawa yang terdiri atas beberapa dialek, yaitu dialek Semawa, Semawa Taliwang, Semawa Baturotok atau Batulante, Ropang Suri, Selesek, Lebah, Dodo, Jeluar, Tanganam, Geranta dan Jeruweh. Dalam kehidupan sehari-hari dikenal bentuk bahasa halus dan bahasa kasar.
2.2. Mata Pencaharian
Mata pencaharian utama masyarakat suku ini adalah bercocok tanam di sawah dan di ladang. Selain itu masih banyak di antara mereka yang melakukan pekerjaan berburu, menangkap ikan dan meramu hasil hutan. Pekerjaan lainnya adalah menganyam barang dari daun pandan dan lontar serta menenun kain dengan motif tradisional.
2.3. Agama
Sumbawa sangat kental dengan nuansa Islam, sehingga dalam kehidupan beragama atau hukum pada setiap desa terdapat seorang pemimpin yang dinamakan penghulu, lebe, mudum, ketib, marbot, dan rura. Masyarakat Sumbawa juga mewarisi pelapisan sosial dari masa Kesultanan Sumbawa yang ditandai dengan munculnya tiga golongan, yakni golongan bangsawan yang bergelar dea atau datu, kedua golongan merdeka atau tau sanak, dan ketiga golongan masyarakat biasa yang tidak merdeka atau tau ulin abdi.

BAB III
TRADISI SUKU
3.1. Upacara Nyorong
 Gambar 2 Upacara Nyorong

Upacara Nyorong merupakan salah satu prosesi pernikahan putra-putri sumbawa (tau samawa) Nusa Tenggara Barat. Upacara nyorong ini di laksanakan setelah bakatoan (lamaran). pihak laki-laki di terima oleh orang tua si wanita yang kemudan di teruskan dengan cara basaputis ( memutuskan ). Di dalam acara basaputis inilah di tentukan hari-hari baik untuk melaksanakan acara nyorong dalam sebuah prosesi pernikahan masyarakat samawa. Disini tau samawa hanya mengenal istilah nyorong meliputi barang yang diantar, orang yang mengantar dan pihak yang menerima.
3.2. Musik Tradisional
Gambar 3 Musik Tradisional

Musik tradisional Sumbawa merupakan musik ritmis, atau musik yang aksentuasinya lebih pada irama, bukanlah musik melodius. Dalam Musik Etnik Sumbawa tidak terdapat gamelan seperti musik daerah Bali, Lombok maupun Jawa. Gamelan bagi daerah-daerah tersebut selain berfungsi sebagai pembawa melodi (alunan), juga sebagai ‘roh’ musik, berbanding terbalik dengan Musik Tradisional Sumbawa yang  alat  musik  utamanya  justru  adalah genang (gendang)  yang berfungsi sebagai pembawa ritme atau pemimpin irama. Sebagai sebuah musik ritmis, Musik Daerah Sumbawa kaya dengan irama yang terwakilkan dalam temung (jenis pukulan), baik temung yang terdapat pada genang, rebana, palompong, dsb. Dalam Musik Tradisional Sumbawa, keberadaan serune yang merupakan satu-satunya alat musik tiup yang memiliki notasi yang paling sering digunakan, hanya berfungsi untuk memberi nuansa melodis, namun alunannya tetap mengikuti alur musik yang dibuat oleh genang sebagai pemimpin irama.

3.3. Main Jaran
Gambar 4 Main Jaran

Berdasarkan wujudnya kebudayaan ada dikenal dengan wujud kebudayaan nonmaterial. Kebudayaan nonmaterial adalah ciptaan-ciptaan abstrak yang diwariskan dari generasi ke generasi, misalnya berupa dongeng, cerita rakyat, dan lagu, tarian tradisional dan permainan (Wikepedia: 23-11-2011). Dalam kebudayaan Sumbawa memiliki suatu permainan yang dianggap sebagai warisan nenek moyang mereka. Permainan tersebut adalah main jaran ‘pacuan kuda’. Main jaran merupakan suatu permaian keahlian memacu kuda oleh seorang joki. Permainan ini sangat digemari oleh masyarakat setempat bahkan masyarakat dari luar pulau Sumbawa sengaja datang untuk menyaksikan kegaitan permainan tersebut.

3.4. Barapan Kebo

Gambar 5 Barapan Kebo

Barapan kebo adalah event tradisional para sandro, Joki dan Kerbau terbagus saat tiba musim tanam sumbawa. Tradisi Barapan Kebo tidak hanya diselenggarakan di Pamulung akan tetapi eksis juga di Desa Moyo Hulu, Desa Senampar, Desa Poto, Desa Lengas, Desa Batu Bangka, Desa Maronge hingga Desa Utan sebagai event budaya khas Sumbawa. Barapan Kebo atau Karapan Kerbau ala Sumbawa ini diselenggarakan pada awal musim tanam padi. Lokasi atau arena Barapan Kebo adalah sawah yang telah basah atau sudah digenangi air sebatas lutut. Perlakuan pemilik kerbau jargon Barapan Kebo sama seperti perlakuan audisi Main Jaran. Kerbau­kerbau peserta dikumpulkan 3 hari atau 4 hari sebelum event budaya ini digelar, untuk diukur tinggi dan usianya. Hal ini dimaksudkan, agar dapat ditentukan dalam kelas apa kerbau­kerbau tersebut dapat dilombahkan. Durasi atau lamanya event adalah ditentukan dari seberapa banyak jargon Kerbau yang ikut dalam event budaya Barapan Kebo

BAB IV
KESIMPULAN
4.1. Kesimpulan
Dari uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa kebudayaan itu merupakan bentuk dan kreasi dari masyarakat dari penduduk tersebut, dimana memiliki ciri-ciri khas tentang kebudayaan tersebut. Ada pun kebudayaan – kebudayaan tersebut sudah sejak lama dikenal dan dilakukan sehingga telah menjadi suatu tradisi yang dilakukan secara turun-temurun dikalangan masyarakatnya, dan dari kebudayaan tersebut patut bisa di jaga dan di lestarikan oleh masyarakat daerah itu sendiri.
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa daerah Nusa Tenggara Barat memiliki beraneka ragam kebudayaan. Seperti halnya dengan Suku Sumbawa atau Tau Samawa, Mulai dari upacara adatnya, dan tradisi yg melekat pada masyarakatnya.
Oleh karena itu sungguh sangat disayangkan apabila para generasi penerus bangsa tidak mengetahui tentang kebudayaan daerah ini. Semoga suku budaya di daerah Nusa Tengggara Barat ini tidak pudar.



DAFTAR PUSTAKA
http://suku-dunia.blogspot.com/2015/01/sejarah-suku-sumbawa.html
http://sejarahini.blogspot.com/2013/06/sejarah-singkat-pulau-sumbawa.html
http://samawasamawa.blogspot.com/2011/12/musik-tradisional-sumbawa.html
http://gokilgila.blogspot.com/2012/01/kebudayaan-suku-tau-samawa-suku-sumbawa.html
http://sosbud.kompasiana.com/2012/11/02/budaya-samawa-sebagai-cermin-keluhuran-bangsa-500112.html
http://detydadarasamawa.blogspot.com/p/blog-page_27.html